Bagaimana memilih gitar klasik / akustik untuk pemula

Bagi para siswa yang baru memulai belajar gitar, memilih gitar klasik / akustik di Indonesia bisa menjadi suatu hal yang sangat membingungkan. Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai instrumen ini. Gitar klasik / akustik yang berkualitas bagus pun hampir tidak dapat ditemukan sama sekali di toko-toko musik umum, menyebabkan masyarakat tidak tahu sama sekali seperti apa standard sebuah gitar. Hal ini diperparah lagi dengan tulisan-tulisan yang beredar di internet / social media yang penulisnya sama sekali tidak paham mengenai gitar. Ivan Guitar Studio sebagai pelopor dan satu-satunya dealer gitar klasik/akustik terbaik dunia di Indonesia, hendak berbagi informasi mengenai bagaimana memilih gitar yang sesuai untuk pemula. Secara umum, gitar klasik / akustik terbagi menjadi 2 kategori : Student Guitar dan Concert Guitar.

1. Student Guitar :
Pada kategori ini, produksi gitar akan berfokus pada penekanan biaya. Gitar harus dapat dijual dengan harga yang murah. Gitar biasa dibuat dari kayu kualitas ‘medium’, kualitas pengerjaan yang simple (supaya cepat selesai dan bisa dijual), dan finishing menggunakan cairan kimiawi jenis polyurethane atau Nitrocellulose (sekali lagi supaya cepat selesai). Kualitas sound cukup lumayan dan cocok dipergunakan untuk siswa yang baru mulai berkenalan dengan gitar. Harganya pun cukup terjangkau.

2. Concert Guitar :
Pada kategori ini, gitar bukanlah hanya sebuah instrumen musik, tetapi sudah menjadi sebuah karya seni yang bernilai tinggi. Dibuat menggunakan kayu kualitas terbaik dan sering kali sudah berusia puluhan tahun (sehingga kayu sudah sangat kering dan mudah bergetar), kualitas pengerjaan cenderung rumit dan kompleks, dilengkapi dengan fitur-fitur konstruksi yang memaksimalkan sound dan kenyamanan bermain (seperti : soundport, elevated fingerboard, twisted neck, half cutaway, carbon fibre saddle, dsb dsb). Gitar pada umumnya (tidak selalu) di finishing menggunakan metode French Polish of Shellac. Sebuah metode finishing yang sangat sulit dan memakan waktu, tetapi dapat meningkatkan suara gitar. Gitar pada kategori ini, sudah tentu berharga jauh lebih mahal.

Celakanya, di Indonesia 90% gitar yang tersedia bahkan berada di bawah level student guitar. Saya menyebut gitar-gitar tersebut dengan sebutan ‘entry level guitar’. Pada kategori ini gitar bahkan terbuat bukan dari kayu, melainkan dari triplek yang biasa dipakai untuk stick es krim, sumpit sekali pakai, dsb. Karena penggunaan bahan yang berkualitas sangat rendah dan tidak seharusnya, kualitas sound yang dihasilkan sudah tentu tidak mungkin berkualitas baik. Sound akan lemah sekali, tidak bertenaga, dan berkarakter sengau. Umur gitar juga cenderung pendek, gitar pada kategori ini memiliki sifat ‘self destructing’ / rusak dengan sendirinya. Triplek merupakan material yang memiliki daya pemuaian dan penyusutan yang tinggi, sehingga setiap sambungan bagian gitar dalam jangka waktu tertentu berpotensi longgar atau bahkan lepas (terutama pada bagian internal). Jika sudah longgar atau lepas, suara gitar akan kacau.

Buzzing, tidak bersih, hampir tidak layak dimainkan. Karena menggunakan material kualitas rendah, sering pula ditemukan neck yang bengkok. Gitar pada kategori ini berharga murah dan cocok digunakan untuk sekedar coba-coba bermain gitar dalam jangka waktu pendek. Lalu bagaimana kalau kita terpaksa membeli gitar pada kategori terendah –  ‘entry level’? Berikut adalah tips yang hendak saya bagikan (tips ini juga berlaku untuk kategori ‘student guitar’) :

1. Pastikan anda membeli gitar buatan pabrikan yang bereputasi baik. Contoh yang beredar di Indonesia :  Yamaha, Cort, dan sejenisnya.

2. Hindari membeli gitar dengan merk palsu / tiruan. Gitar-gitar ini seringkali berkualitas terlalu rendah, bahkan hampir tidak dapat dimainkan karena berbagai masalah : string clearance terlalu tinggi (sehingga berat sekali ketika ditekan), string clearance terlalu rendah (sehingga bunyi pecah / buzzing ketika dibunyikan), pemasangan fret yang salah (menyebabkan pitch nada berantakan), neck yang bengkok, cepat rusak, dsb dsb.

3. Ketika membeli gitar, cek setiap nada di setiap fret. Pada ‘entry level guitar’ sering sekali saya temukan kualitas pengerjaan yang kurang baik (termasuk dari pabrikan ternama), terutama ketinggian fret yang tidak seragam – sehingga ada nada tertentu yang buzzing / rattling. Gitar seharusnya mampu (minimal) menghasilkan suara yang bersih di setiap fret. Cek action (string clearance) pada fret 12. Jarak yang normal untuk gitar klasik adalah 3mm (senar 1) dan 4mm (senar 6).

4. Harap berhati-hati apabila menemukan gitar yang harganya terlalu murah. Saya banyak sekali menemukan spesifikasi gitar yang sengaja membohongi konsumen di toko-toko musik. Untuk harga bahan baku material setiap bagian-bagian gitar dapat di cek di www.lmii.com. Dari sini, anda dapat menghitung berapa harga minimal yang layak pada sebuah gitar. Apabila harga terlalu murah, bisa dipastikan itu adalah produk gitar palsu atau sangat mungkin berkualitas rendah.

Categories

Leave a Reply